Prospek: Budidaya Ikan patin perlu digalakkan |
Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dilirik adalah Ikan Patin. Dengan rasa daging yang gurih dan kandungan protein tergolong tinggi mengakibatkan tingkat konsumsi dan penyerapan jenis ikan patin dipasaran ini cukup tinggi. Oleh karena itu budidaya ikan patin mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan.
Sekilas Mengenai IkanPatin
Ikan Patin dengan nama latin Pangasius pangasius merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan ciri fisik berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya: Pangasius polyuranodo (ikan juaro), Pangasius macronema, Pangasius nasutus. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membesarkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen renda hpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Pemanfaatan Ikan Patin
Jenis ikan Patin ini biasanya dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi yaitu sebagai sumber protein hewani selain itu ada juga yang memanfaatkannya sebagai ikan hias.
Syarat Umum Tempat Pemeliharaan
· Kualitas air yang diperlukan untuk budidaya ikan patin adalah air bersih, tidak tercemar bahan kimia ataupun limbah beracun, serta tidak terlalu keruh.
· Keasaman air berkisar pada 6,5 – 7.
· Suhu untuk penetasan telur menjadi larva di akuarium pada kisaran 26 – 28 C, jika suhu kurang dari itu bisa digunakan pemanas (heater).
· Untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
· Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,tidak berporos, dengan kelebihan dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
· Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
Sumber :http://binaukm.com