Tuesday, June 05, 2012 12:58 WIB   Administrator

Aquaponik: Indah dan menguntungkan


     MALANG – Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (FPP UMM) terus berupaya mengambangkan system akuaponik. Akuaponik merupakan model bidudaya perikanan terpadu antara tanaman sayuran dan ikan dengan menggunakan teknologi system resirkulasi.

            Sasarannya menghasilkan protein ikan sekaligus sayuran, dan teknologi ini memiliki peluang untuk dapat dikembangkan. Baik di wilayah perkotaan dengan memanfaatkan lahan pekarangan, atupun lahan non produktif dalam system budidaya ikan terpadu berwawasan lingkungan (ecological sound integrated aquaculture)

            Beberapa keuntungan dari penerapan akuaponik adalah biaya produksi yang rendah, produktivitas dan keuntungan usaha lebih tinggi, mampu mengeliminir pencemaran lingkungan, hemat lahan dan air, dapat dilakukan dekat lokasi pusat pemasaran, dapat dilakukan dekat lokasi pemasaran, dapt diaplikasikan pada berbagai jenis sayuran, serta dapat disesuaikan dengan aspek estetika dan higenis.

 

            Dua penelitiya yakni Hariyadi S.Pi, M.Si dan Ganjar Adhy Wirawan, S.Pi mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan riset tentang akuaponik sejak 2010 lalu.

             “Penelitian terbarukan yang telah dilakukan jurusan perikanan tentang teknologi akuaponik adalah pengembangan model biofiltering pada system budidaya akuaponik sebagai inovasi system budidaya ramah lingkungan,”ungkap salah satu peneliti, Hariyadi.

            Hasil penelitian menunjukkan, kisaran sushu air pada kolam budidaya akuapunik adalah 22,81° – 23,63°C, oksigen berada di antara 3,4 – 4,5 mg/l, pH atau derajat keasaman air berada pada kisaran 8 – 8,25, kadar nitrit adalah 0,05 mg/l, nitrat sebesar 30 mg/l, dan kadar Amonia (NH4+) yang diketahui menggunakan alat ukur reagen ammonia menunjukkan kadar 0 mg/l.

            Phospat berada pada kisaran 0,50 – 0,75 mg/l, serta kekeruhan berada pada nilai yang optimal. Data kualitas air tersebut menunjukkan bahwa budidaya akuaponik berada pada batas normal.

            Ada tiga system dasar dalam akuaponik yaitu menggunakan media tanam pasir, kerikil, dan clay. Fungsi kerikil sebagai “bioreactor fluidized bed” dapat mengurangi padatan terlarut dan menjadi habitat bagi bakteri nitrifikasi yang terlibat dalam konversi nutrisi, sedangkan jenis ikan yang dibudidayakan yaitu ikan nila, mas vawal air tawar, koi, dan gurami. Akuaponik merupakan teknologi alternative produksi sumber pangan, yang dapat dilakukan oleh siapapun dan pada kondisi lahanyang kurang produktif. Secara sederhana berikut disajikan sistematika dari model teknologi akuaponik.

            Lebih lanjut Ganjar mengungkapkan, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat dunia, masalah ketersediaan sumber pangan menjadi topic yang selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terlebih di era teknologi dan globlalisasi seperti saat ini, dimana kebutuhan atas pangan yang berkualitas, higenis, dan dapat diproduksi mandiri secara meningkat.

            Kondisi itu tentunya harus mendapatkan inovasi – inovasi pemecahan masalah, salah satunya melalui penerapan teknologi Akuaponik. Akuaponik merupakan teknolgi alternative ramah lingkungan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas dan hemat sumber daya air atau zero water exchange system.

Sumber : Malang Post, edisi Sabtu 2 Juni 2012 hal. 12
Shared: