KULIAH PERDANA JURUSAN PERIKANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Rabu, 02 Maret 2016 21:38 WIB   Administrator

KULIAH PERDANA JURUSAN PERIKANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Program Studi (Prodi) Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembalimenggelar Kuliah Perdana (Kulper) bagi mahasiswa baru jurusan perikanan tahun akademik2014/2015. Acara yang dilaksanakan sehari setelah Kuliah Umum Nasional ini dilaksanakandi gedung Aula Biro Administrasi Umum (BAU) Universitas Muhammadiyah Malang padahari Jumat tanggal 26 September 2014. Kuliah Perdana (Kulper) kali ini tidak hanya diikutioleh mahasiswa baru saja, namun juga diikuti mahasiswa aktif jurusan perikanan UMMlintas angkatan, aktivis perikanan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa PerikananIndonesia (Himapikani) dan beberapa praktisi perikanan.
Acara yang bertajuk “ Menjadikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dalam PerspektifIslam “ menghadirkan Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Prof. Dr.
Rokhmin Dahuri, MS sebagai native speaker. Selain itu hadir juga Sekretaris Jendral MAI Ir.Agung Sudaryono, M.Sc., Ph.D yang juga merupakan akademisi dari Universitas DiponegoroSemarang.Sebelum acara kuliah perdana berlangsung, telah dilaksanakan penandatanganan MoU(memorandum of Understanding) antara Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) denganJurusan Perikanan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. MoUini merupakan salah satu bukti, bahwa Perikanan UMM akan menjadi bagian dari gerakanIndonesia Bertambak yang dicanangkan oleh Masyarakat Akuakultur Indonesia ungkapKaprodi perikanan UMM Riza Rahman Hakim, S. Pi, M.Sc.Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 Prof. Dr. Rokhmin Dahuri MSdalam materinya menerangkan bahwa poros maritim dunia merupakan Indonesia sebagainegara maritim yang maju, kuat, berdaulat dan berbasis ekonomi kelautan, hankam dan
 

 

 

budaya maritim serta menjadi teladan (memimpin) dalam berbagai kemajuan IPTEK,kesejahteraan, keadilan dan perdamaian dunia. Ada enam aspek yang harus dibangunsebagai konstruksi negara maritim Indonesia diantaranya yaitu aspek Ekonomi, Hankam,Lingkungan, IPTEK, Budaya, Kelembagaan.Sementara itu menurutnya, ada 8 program pembangunan sektor kelautan prioritasyang harus dikembangkan secara optimal sebagai aksi nyata dalam mewujudkan Indonesiasebagai poros maritim dunia, diantaranya yaitu sektor Perikanan Tangkap, PerikananBudidaya, Industri Pengolahan Hasil Perikanan, Industri Bioteknologi Kelautan,Pengembangan Pulau-Pulau Kecil, Pembangunan Tol Laut, Pengembangan SumberdayaKelautan Nonkonvensional, serta Pemantapan Kelembagaan Kelautan. Prinsippembangunan konektivitas maritim (Tol Laut) diantaranya, rute pelayaran melewati tujuhPelabuhan Utama, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Batam, Pelabuhan TanjungPriok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung, dan PelabuhanSorong, setiap pelabuhan utama terhubung dengan pelabuhan-pelabuhan
Short SeaShipping
(SSS), terbentuknya
multiple port call
dan
ship size
, bertujuan menurunkan biayalogistik nasional, mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien dan terintegrasi,menjadi solusi yang efektif dalam mencegah berlayarnya kapal berkapasitas kosong darisatu tempat ke tempat lainnya, meningkatkan kapasitas dan efisiensi
. “Dengan peta jalan
pembangunan kelautan seperti di atas, Insya Allah Indonesia tidak hanya bakal menjadinegara maritim yang besar, kuat, maju, makmur dan berdaulat, tetapi juga akan menjadiporos (kiblat) maritim dunia dalam waktu
tidak terlalu lama, 2025”, tegas Guru Besar
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor itu.
Oleh : Ghufron Affandy
Mahasiswa Jurusan Perikanan UMM ‘2011
 
Shared: