Malang, 31 Agustus 2024 — Mahasiswa Program Studi Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan inovasi baru dalam upaya mengatasi penyakit pada udang yang selama ini menjadi momok bagi para petambak. Inovasi tersebut memanfaatkan bakteriofag, virus yang mampu menginfeksi dan menghancurkan bakteri penyebab penyakit, sebagai alternatif solusi pengobatan yang ramah lingkungan dan efektif. Inovasi ini berhasil lolos dan akan mewakili UMM dalam ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37.
Tim yang beranggotakan lima mahasiswa ini, yakni Muhammad Zhafif Addimaysqi, August Yudistira Abimanyu, Alif Ahmad Haidar, Rizki Aulia, Yamisa Febrianingsih, melakukan penelitian selama enam bulan dengan bimbingan dosen pembimbing Soni Andriawan, S.Pi., M.P., M.Sc. Mereka mengembangkan Freeze-dried bacteriophage yang spesifik untuk melawan bakteri Vibrio alginolyticus, penyebab utama penyakit vibriosis pada udang. Penyakit ini dikenal sangat merugikan karena dapat menyebabkan kematian massal pada udang dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi petambak.
Menurut Muhammad Zhafif Addimaysqi, ketua tim, penggunaan bakteriofag sebagai agen pengendali penyakit udang merupakan solusi yang lebih aman dibandingkan dengan penggunaan antibiotik. “Selama ini, penggunaan antibiotik secara berlebihan menyebabkan resistensi pada bakteri dan mencemari lingkungan perairan. Dengan bakteriofag, kita bisa lebih selektif dalam menargetkan bakteri patogen tanpa merusak ekosistem,” jelasnya.
Inovasi ini mendapat sambutan positif dari para juri dan dinilai sebagai salah satu terobosan penting di bidang akuakultur. Penggunaan bakteriofag sebagai agen biologis dalam pengendalian penyakit pada udang tidak hanya berpotensi mengurangi ketergantungan pada antibiotik, tetapi juga dapat diterapkan secara luas di industri perikanan.
Soni Andriawan, S.Pi., M.P., M.Sc, dosen pembimbing tim, menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diraih para mahasiswa. “Ini merupakan bukti bahwa mahasiswa kita mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas dan memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Kami berharap inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut hingga dapat diimplementasikan secara luas di lapangan,” ujarnya.
Dengan lolosnya inovasi ini ke ajang PIMNAS 37, tim berharap dapat membawa nama baik UMM di kancah nasional dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan teknologi akuakultur yang berkelanjutan di Indonesia. Ajang PIMNAS 37 yang akan diselenggarakan di Universitas Airlangga, Surabata, pada Oktober mendatang, akan menjadi panggung pembuktian bagi inovasi anak bangsa dalam berbagai bidang ilmu.